Rasanya
sudah lama sekali saya tidak menulis blog. Dengan segala kesibukan bekerja dan
menikmati travelling, saya tidak menyempatkan waktu untuk menulis. Padahal,
menulis itu baik untuk seorang lulusan sarjana, bahkan master komunikasi kan?!
Kali ini, saya
akan menceritakan pengalaman pertama saya mendapatkan pekerjaan pertama,
setelah lulus S2. Saya lulus S2 pada Desember 2015, dari sebuah sekolah tinggi
komunikasi Jakarta melalui program akselerasi (program percepatan). Saya lulus sidang
S2 pada Agustus 2015 dan dua minggu setelah menyelesaikan revisi, saya mulai
mencari pekerjaan.
Mencari
pekerjaan benar-benar bukanlah hal yang mudah. Saya melakukan berbagai cara
untuk mengirim CV atau Resume saya. Buat pembaca yang sedang cari kerja, bisa dicoba
nih:
1. Kirim
online melalui website pencari pekerjaan (Jobstreet, JobsDB)
2. Ikut Job
Fair (harus print CV untuk cadangan, juga melelahkan tapi ini sensasinya)
3. Cek
langsung website perusahaan impian dan cari email HRD, kirim CV lewat Email
4. Coba
Linkedin (buat kaun baru dan aktif baca timeline)
5. Print CV
dan bawa langsung ke kantor-kantor impian (agak berat diongkos, tapi CV bisa langsung
sampai ke kantornya – berharap dibaca sih)
6. Tanya
teman, saudara, tetangga, dosen, dll (pilihan terakhir)
Dari semua
cara, sebenarnya cara nomor 6 sama sekali tidak saya lakukan. Kenapa??? Saya
tahu dan banyak mendengar bahwa banyak perusahaan yang mencari karyawan baru
melalui karyawan yang ada. Maksudnya, hanya yang punya kenalan atau relasi saja,
yang bisa cepat dapat kerja. Saya ingin membantah prinsip tersebut.
Saya mau
berusaha cari pekerjaan sendiri dan tidak menyusahkan orang lain. Sebisa
mungkin tidak dapat pekerjaan dari teman atau relasi. Saya takut dengan
orang-orang yang tidak tulus atau pamrih. Atau, yang awalnya tulus tapi
akhirnya tetap saja pamrih karena merasa hebat sudah membantu atau menolong
orang.
Prinsip itu
akhirnya terbantahkan. Suatu hari saya sedang membuka salah satu media social popular
saat itu yaitu Path. Saya melihat unggahan foto nya di sebuah mall menggunakan
seragam hitam. Saya hanya memberikan komentar berupa pertanyaan, apakah dia
sudah pindah tempat kerja, dan jawabannya iya.
![]() |
Mulai dari bawah. CSO dulu |
Akan tetapi,
saya mau cepat dapat pekerjaan. Jadilah saya mengirim CV melalui email dan
benar besok saya dipanggil kerja. Sehari sebelumnya saya juga mendapatkan
interview menjadi client relationship officer di sebuah perusahaan sejenis
Biznet. Di hari interview, saya di interview oleh supervisor dan manajer serta
manajer HRD. Setelah itu saya pulang. Keesokan hari saya disuruh datang kembali
dan ternyata saya di interview oleh General Manager Marketing mall tersebut.
Saya adalah
seorang lulusan S2 tanpa pengalaman kerja. Magang saya selalu tidak dianggap
sebagai sebuah pengalaman bekerja. GM mall tersebut masuk dan hanya mengatakan
beberapa kalimat. “Kamu kan S2 tapi belum punya pengalaman bekerja. Terus kamu
melamar jadi Customer service leader, sedangkan kita belum lihat kemampuan
kamu. Kalau mulai dari customer service officer, apakah kamu mau?” Itulah
kata-katanya. Tanpa berpikir panjang, saya jawab YA. Saya tidak bisa melewatkan
kesempatan ini meskipun harus membantah prinsip saya. Saya tidak mau
mengecewakan orang tua saya yang sudah menyekolahkan saya hingga S2.
![]() |
Sudah jadi Leader |
Saya mulai
bekerja pada Desember 2015 dan mengundurkan diri pada Oktober 2017. Sebenarnya
jatuh bangun saya mencari pekerjaan selama tiga bulan bersama teman-teman saya
sangat berat, melelahkan, menyakitkan, dan membuat pembaca ingin menyerah. Terlalu
panjang kalau diceritakan. Jadi, artikel selanjutnya, saya akan menceritakan
kisah suka duka bekerja sebagai customer service di mall. Terima kasih sudah
membaca. Semoga Bermanfaat.
Tuhan Yesus Memberkati
-ByMei-
-ByMei-
Comments
Post a Comment