Mulailah pemilihan nama yang tepat untuk komunitas ini. Komunitas musik namanya Comic, komunitas teater namanya Altar, dan komunitas tari, aduh saya bingung hahaha. Saya tidak punya ide unik atau lainnya, saya pilih saja Dance Comm. Simple, Dance Comm kepanjangan dari Dance Community yang adalah bahasa inggris dari komunitas tari.
Awalnya saya bingung, karena penampilan pertamanya di acara Parheheon, acara perayaan orang batak kristen di gereja saya. Tarian pertamanya tari tor-tor. Saya tidak tahu asal usul tarian tor-tor dan makna-maknanya. Sejujurnya saya juga takut salah membuat gerakan tarian, namun apa boleh buat, kita juga tidak punya pelatih khusus tor-tor. Kalaupun mau, tidak ada dananya. Jadilah saya buat gerakan tarian tor-tor kompilasi modern dance, yaitu tor-tor kreasi. Semua saya pelajari dari Google dan Youtube.
Saya sempat kaget karena ternyata peminat di awalnya banyak. Ada 20 anggota gabungan remaja dan pemudi. Saya agak kewalahan juga, karena kebanyakan tidak punya dasar menari. Selama 1,5 bulan saya melatih mereka dan akhirnya kami tampil di acara parheheon RN-HKBP.

Mereka menilai saya berlebihan. Ya betul. Karena menurut saya mereka tidak sopan dan tidak menghargai saya dan tim saya. Akhirnya beberapa mulai mundur dari Dance Comm dengan berbagai alasan tidak jelas. Ya sudah. Toh saya hanya mau menjaga yang mau bertahan dan serius bergabung dan melayani di Dance Comm.
Puji Tuhan di awal kita mendapat sumbangan dari orang yang tidak mau disebutkan namanya dan bantuan itu kami gunakan untuk membuat kaos komunitas warna merah dan hijau. Saya sangat bersyukur karena teman yang mengajak saya jadi pengajar inilah, yang berhasil mendapatkan sumbangan tersebut. Kaos ini dipakai untuk penampilan kami di Natal 2014.
Di tahun 2015, saya mulai merasa bahwa saya diberkati Tuhan untuk menjadi berkat lewat Dance Comm. Januari 2015 saya mengusulkan membuat acara berbagi nasi ke pemulung dan tukang sampah di sekitar Jakarta. Teman-teman setuju dan kami mulai cari dana melalui promosi dan mengadakannya di Febuari 2015 dengan tema bulan kasih sayang.
Kemudian di bulan April 2015 kami mengadakan donor darah. Saat ada kejadian kebakaran hutan di Kalimantan, saya yang tahu tentang kitabisa.com, website penyalur donasi, saya mengajak Dance Comm juga untuk berdonasi.
Seiring berkembangnya kegiatan Dance Comm dalam menari dan kegiatan Bakti Sosial kami, kami semakin dikenal dan dipercayakan untuk melakukan kolaborasi dengan Sekolah Minggu untuk Parheheon Sekolah Minggu. Setiap penampilan, kami selalu mendapat tambahan anggota baru. Jadilah kami latihan selama 1,5 bulan juga untuk berlatih bersama. Yang membuat saya senang adalah ternyata anak-anak sekolah minggu kelas besar itu, sangat senang dan semangat untuk mempelajari tariannya. Puji Tuhan, penampilan kami berjalan lancar.
Hingga akhirnya pada 2016 dan 2017 kami terfokus pada menari, tahun 2018 ini kami memutuskan untuk kembali melakukan Dance Comm Berbagi. Anggota tetap yang bertahan, yang menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya ada 6 orang.
Saya bersyukur masih ada 6 orang yang mau bertahan di komunitas ini. Dari dulu saya memang hanya punya sedikit teman dekat. Saya percaya pada prinsip "Biar sedikit, tapi berkualitas". Saya hanya akan memberikan yang terbaik, untuk orang-orang yang mau bertahan bersama saya. Namun, saya tidak pernah menolak jika ada yang mau bergabung dengan kami. Tidak ada istilah open audition ataupun menutup diri. Siapa saja bisa bergabung, asal berkomitmen dan tujuannya baik.
Pada 18 Febuari 2018 lalu, secara dadakan dengan persiapan 2 minggu saja, kami kembali mengadakan Dance Comm Berbagi kepada pemulung. Kami keliling Jakarta Utara dan Pusat untuk membagikan nasi padang dengan air mineral dan buah jeruk.
Kenapa sih saya melakukan ini? Saya suka dengan salah satu tema minggu gereja yaitu "Diberkati untuk menjadi Berkat". Dengan segala kelebihan yang Tuhan telah berikan kepada saya, saya yakin saya bisa membaginya kepada sesama saya, termasuk anak Dance Comm dan sesama yang membutuhkan.
Saya ingin mewujudkan semua ide saya tentang berbagi, mengajarkan pentingnya berbagi, dan membuat merasakan betapa bahagianya saat berbagi. Puji Tuhan, keenam anak ini setuju dan semangat dengan ide saya. Saya yakin, dari 6 anak ini, mereka akan bisa membagikan hal ini kepada orang- orang sekitarnya lagi.
Tidak perlu banyak, tidak perlu mahal, tidak perlu dipamerkan. Mereka yang adalah anak sekolah dan kuliah, serta yang sudah remaja (semua umurnya lebih muda dari saya), mereka yang ingin saya sisipkan pelajaran hidup tentang berbagi dan melakukan yang terbaik untuk Tuhan.
Tahun 2018 ini rencananya kami akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk mengajak orang-orang melakukan hal yang baik. Tiap minggu kami mengajak untuk melakukan hal kecil yang sesungguhnya mempunyai dampak yang besar seperti membuang sampah pada tempatnya, gerakan mencuci tangan, dan tidak bermain handphone saat sedang ibadah. Kami membagikan pesan-pesan baik ini melalui media sosial kami yaitu Facebook dan Instagram.
Jadi, itulah kisah tentang Dance Comm, menurut saya yah hehehe Tidak tahu deh kalau menurut orang lain, yang tidak suka saya/Dance Comm, atau pun menurut orang yang berprasangka buruk kepada kami. Tahun 2018 ini kami akan merayakan tahun keempat kami pada bulan Juli. Tak terasa sudah 4 tahun saya menjalankan Dance Comm bersama anggota-anggota lainnya.
Saya berharap segala kegiatan kami dapat menginspirasi. Mari lakukan hal kecil dengan cinta yang besar. Dan lakukan segala hal itu, hanya untuk Tuhan, bukan untuk manusia.
Salam,
Mei Dance Comm
-ByMei-
Saya bersyukur masih ada 6 orang yang mau bertahan di komunitas ini. Dari dulu saya memang hanya punya sedikit teman dekat. Saya percaya pada prinsip "Biar sedikit, tapi berkualitas". Saya hanya akan memberikan yang terbaik, untuk orang-orang yang mau bertahan bersama saya. Namun, saya tidak pernah menolak jika ada yang mau bergabung dengan kami. Tidak ada istilah open audition ataupun menutup diri. Siapa saja bisa bergabung, asal berkomitmen dan tujuannya baik.
Pada 18 Febuari 2018 lalu, secara dadakan dengan persiapan 2 minggu saja, kami kembali mengadakan Dance Comm Berbagi kepada pemulung. Kami keliling Jakarta Utara dan Pusat untuk membagikan nasi padang dengan air mineral dan buah jeruk.
Kenapa sih saya melakukan ini? Saya suka dengan salah satu tema minggu gereja yaitu "Diberkati untuk menjadi Berkat". Dengan segala kelebihan yang Tuhan telah berikan kepada saya, saya yakin saya bisa membaginya kepada sesama saya, termasuk anak Dance Comm dan sesama yang membutuhkan.
Saya ingin mewujudkan semua ide saya tentang berbagi, mengajarkan pentingnya berbagi, dan membuat merasakan betapa bahagianya saat berbagi. Puji Tuhan, keenam anak ini setuju dan semangat dengan ide saya. Saya yakin, dari 6 anak ini, mereka akan bisa membagikan hal ini kepada orang- orang sekitarnya lagi.
Tidak perlu banyak, tidak perlu mahal, tidak perlu dipamerkan. Mereka yang adalah anak sekolah dan kuliah, serta yang sudah remaja (semua umurnya lebih muda dari saya), mereka yang ingin saya sisipkan pelajaran hidup tentang berbagi dan melakukan yang terbaik untuk Tuhan.
Tahun 2018 ini rencananya kami akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk mengajak orang-orang melakukan hal yang baik. Tiap minggu kami mengajak untuk melakukan hal kecil yang sesungguhnya mempunyai dampak yang besar seperti membuang sampah pada tempatnya, gerakan mencuci tangan, dan tidak bermain handphone saat sedang ibadah. Kami membagikan pesan-pesan baik ini melalui media sosial kami yaitu Facebook dan Instagram.
Jadi, itulah kisah tentang Dance Comm, menurut saya yah hehehe Tidak tahu deh kalau menurut orang lain, yang tidak suka saya/Dance Comm, atau pun menurut orang yang berprasangka buruk kepada kami. Tahun 2018 ini kami akan merayakan tahun keempat kami pada bulan Juli. Tak terasa sudah 4 tahun saya menjalankan Dance Comm bersama anggota-anggota lainnya.
Saya berharap segala kegiatan kami dapat menginspirasi. Mari lakukan hal kecil dengan cinta yang besar. Dan lakukan segala hal itu, hanya untuk Tuhan, bukan untuk manusia.
Salam,
Mei Dance Comm
-ByMei-
Comments
Post a Comment